SEJARAH DESA MENDUPO

Desa Mendupo adalah sebuah Desa yang terletak di wilayah Kecamatan Betayau, Kabupaten Tana Tidung Provinsi Kalimantan Utara yang secara defenitif berusia kurang lebih 30 tahun. Dalam rentan waktu selama kurang lebih 30 tahun ini, wajah desa Mendupo sudah sangat berbeda daripada beberapa tahun yang sebelumnya, banyak pembangunan-pembangunan baru terlihat, kamajemukan masyarakat dan mata pencarian masyarakat yang beranekaragam menjadi perpaduan yang menarik, desa Mendupo sudah bertransformasi dari desa yang awalnya biasa-biasa saja sampai menjadi desa seperti sekarang.

Berdasarkan cerita masyarakat bahwa nama Mendupo diambil dari cerita turun temurun, konon dulu sungainya bernama Mentupo. Dikala itu masih dalam penjajahan Belanda, sekelompok orang yang diantaranya Yaki Lutom dan anaknya Yaki Bitik pergi berburu hewan liar di hutan sekitar sungai, hewan buruan yang didapat yaitu babi hutan yang sangat besar dan tidak dapat dibawah pulang dalam keadaan utuh, sehingga rombongan tersebut harus bermalam dihutan sekitar sungai untuk kemudian membagikan daging buruannya kesetiap anggota rombongan. Pada saat pembagian daging buruan tersebut Yaki Bitik menyadari ada salah satu anggota rombongan yang belum kebagian sehingga menyampaikan ke ayahnya yaitu Yaki Lutom, reaksi dari sang ayah kaget lalu mengucapkan “Mentupo” (Betullah: Reaksi Kaget). Sejak saat itu ketika ada orang bertanya lokasi berburu maka mereka menyebutnya di Mentupo dan mulailah sungai yang ada saat itu disebut sungai Mentupo. Pada saat itu sungai Mentupo digunakan masyarakat sebagai tempat untuk mendapatkan air untuk kebutuhan keluarga seperti mandi, mencuci dan sebagai lokasi mencari kebutuhan mereka sehari-hari seperti menangkap ikan dan berburu hewan liar.

Dalam beberapa kesempatan pasukan Belanda berjalan kaki dari wilayah Malinau (nama saat ini) ke wilayah Sekatak (nama saat ini) atau sebaliknya selalu singgah bermalam di rumah panjang Yaki Ilap yang pada saat itu berada diwilayah Periuk, wilayah yang dipimpin oleh kepala kampung (pembakal) Yaki Agoi, karena Belanda saat itu merasa sangat berhutang budi pada Yaki Ilap karena sebagai tempat persinggahan dan sambutan yang hangat maka Belanda menginisiasi terbentuknya kampung mandiri yang terpisah dari Periuk dan diberi nama Mentupo sesuai nama sungai yang ada, namun kesalahan penulisan Belanda pada waktu itu menulis “Mendupo” maka sebutan inilah yang selanjutnya dipakai dalam keseharian masyarakat dan secara administrasi di sebut Mendupo

Seiring berjalannya waktu ada beberapa tokoh masyarakat di Mendupo yang terlibat aktif dalam mendorong Mendupo menjadi sebuah Desa, dan pada awal kemerdekaan Republik Indonesia sekitar tahun 1946/1947 berdirilah desa Mendupo yang dipimpin oleh kepala Kampung yaitu Yaki Uwan.

Adapun nama-nama Kepala Desa yang pernah menjabat hingga sekarang adalah sebagai berikut :